Kamis, 03 Maret 2011

Untuk Sobatku……..


Jangan didik anakmu laki-laki mu

Bahwa kekuatan dan keperkasaan adalah segalanya

Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanyaJangan didik anak laki-laki mu

Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan

Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan

Jangan larang anak laki-laki mu jika ia menangis

Dan jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng

Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya

Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah

Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya

Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya

Jangan didik anak perempuanmu

Bagaimana menjadi cantik

Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anak perempuanmu

Bagaimana untuk menyenangkan laki-laki

Ajari dia untuk menyenangkan hati Tuhan

Jangan larang anakmu perempuan

Jika ia menikmati melompat, berlari, dan memanjat

Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda-benda

Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang

Karena jiwanya yang ingin bebas jadi dirinya sendiri

Dan juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan

Telah kaubonsai dan kaurusak sejak dini

Isilah rumahmu

Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan

Bukan dengan harta, keindahan tubuh, gelar, dan kekuasaan

Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan

Keindahan menikmati mentari pagi

Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir

Kemesraan seekor kupu-kupu hinggap di atas bunga

Dan merdunya suara tetes-tetes hujan

Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan

Pancarkan rasa ingin terus belajar

Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca

Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku

Jika kau ingin anakmu penuh kasih

Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama

Kata-kata saja tidak akan mempan membuatnya mengasihi

Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu

Untuk anakmu

Engkau adalah teladan yang utama

Tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat

Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan

Disaat Daku Tua


Disaat Daku Tua, Bukan Lagi Diriku Yang Dulu

Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu.

Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.Disaat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,

Disaat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,

Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarmu, membimbingmu

untuk melakukannya

Disaat saya dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan

yang membosankan mu,

Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku,

Dimasa kecilmu, Daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah

cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Disaat saya membutuhkanmu untuk memandikanku,

Janganlah menyalahkanku.

Ingatkah dimasa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?

Disaat saya kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,

Janganlah menertawaiku.

Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.

Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,

Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku.

Bagaimana dimasa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.

Disaat daku melupakan topic pembicaraan kita,

Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya.

Sebenarnya, topic pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku

Asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia.

Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih.

Maklumlah diriku, dukunglah daku, bagaikan daku terhadapmu

Disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku.

Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu, Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.

Didalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu

In Memoriam of My Father